Dengan Pendidikan Agama Implemetasi Sain dan Teknologi Akan Terarah Kepada Kebaikan Masyarakat dan Bangsa

Selasa, 27 April 2010

SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU

SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU

Penerimaan siswa baru mesti disikapi dengan benar oleh sekolah sekolah yang ingin tetap eksis dalam mendidik murid-muridnya. Karena saat ini banyak sekali sekolah-sekolah bermunculan dengan kualitan yang berbeda-beda yang cenderung lebih progresif dan multi nasional bahkan internasional. Sehingga sekolah-sekolah konvensional dengan manajemen perorangan bersiap-siap bersaing dan kalu tidak tepat penangannya maka lambat laun akan menjadi sekolah dengan bangku kosong.
Gencarnya sekolah gratis dari Pemerintah ikut mengambil bagian dalam perebutan siswa pada jenjang tertentu. Himpitan ekonomi memaksa orang tua murid untuk jeli dan memaksa anak mereka untuk masuk ke sekolah gratis tanpa berpikir kualitas yang terpenting adalah bersekolah titik.
Tidak adanya standarisasi biaya atau plafon biaya untuk sekolah sesuai dengan kelas standar ekonomi pangsa pasarnya dari Pemerintah dan pihak terkait menjadikan sekolah memiliki otomi sendiri untuk melepaskan biaya operasional kepada setiap siswa yang berbeda sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga dalam hal ini wali murid. Hal ini menjadikan biaya pendidikan tak terkontrol dikarenakan persaingan sekolah. Hingga suatu saat ada sekolah yang akan kosong tanpa murid walau sekolah tersebut telah memiliki nama dan besar di masyarakat. Hal ini disebabkan banyak factor penentu antara lain : banyaknya sekolah, peningkatan pendapatan masyarakat, laju inflasi di masyarakat dimana hampir seluruh pendapatan masyarakat untuk konsumsi perut saja dan belum cukup untuk pendidikan sehingga memilih sekolah gratis dari pemerintah dan program sekolah gratis diberbagai jenjang. Satu lagi factor psikis masyarakat yaitu buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau udahannya nyari kerja susah…nah loh !
Trik promosi sekolah bisa bermacam-macam ada dengan potongan diskon hingga 75 % sampai sekolah dengan Rp 0,- untuk uang pangkal bagi meereka yang berprestasi dibidang tertentu atau bagi mereka yang lulus test dengan nilai sempurna. Pembayaran berjangka dan bervariasi laksana kredit motor bekaspun dilaksanakan agar mendapat murid yang sesuai keinginan dan target bangku sekolah. Trik masuk murah namun bulanan mahal juga dapat diterapkan namun trik harga dapat berubah sewaktu-waktu nampaknya tidak akan dilaksanakan oleh sekolah mengingat kredibilitas sekolah menjadi taruhannya.
Mensikapi hasil UAN dan proses UAN yang menuai banyak protes dari kalangan wali murid maka sekolah seyogyanya memiliki system penerimaan siswa mandiri dimana nilai UAN bukan menjadi acuan agar siswa dengan mudah dapat masuk menjadi siswa sekolah tersebut. Nilai UAN hanya sebagai acuan penggolongan kelas untuk kepentingan test lanjutan sehingga akan didapat siswa yang murni memenuhi standarisasi sekolah. Ini maksudnya tidak ada siswa yang mendaftar tidak diterima namun semua akan diterima tetapi dengan peringkat system. Peringkat system atau grade system ini juga bisa dimaksudkan untuk mempermudah grade pembayaran sekolah sehingga siswa yang pintar benar-benar akan mendapatkan fasilitas keringanan biaya masuk sekolah dan belajar selama jangka waktu jenjang pendidikan. Keringan biaya sekolah dikarenakan peringkat juga diyakini dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga ini akan menjadi cambuk bagi mereka untuk berlomba menjadi yang terbaik sebagai dukungan terhadapat keluarga yang notabene ada yang dikelaskan sebagai keluarga tak mampu.
So,…benahi system penerimaan siswa baru bagi sekolah-sekolah agar tidak menjadi boomerang dikemudian hari dan bagi siswa dan wali murid pilihlah sekolah yang baik dan bertanggung jawab…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

itu pendapat Ala Zani..silahkan masukkan komentar anda...